Salim A. Fillah
Pembina Majelis Jejak Nabi Masjid Jogokariyan Jogja- Suatu malam menjelang kedatangan pasukan Ahzab ke Madinah, demikian Sa’d ibn Abi Waqqash berkisah, keadaan demikian mencekam. #Nabi
- Sungguh tepat apa yang digambarkan Allah; tak tetap lagi penglihatan kami & hati serasa naik menyesak ke kerongkongan. (QS 33: 10)
- Malam itu aku terbangun dan ingat akan RasuluLlah. Atas keinginan sendiri, aku beranjak, lalu berjaga di dekat kediaman beliau.
- Saat aku di sana, RasuluLlah bersabda dengan suara agak dikeraskan. “Adakah lelaki Shalih yang malam ini sudi menjaga kami?”
- Maka aku segera menjawab, “Labbaika Yaa RasulaLlah! Di sini Sa’d ibn Abi Waqqash berjaga untukmu!"
- "Sesungguhnya yang paling kusukai dari sabda beliau adalah kata-kata 'Lelaki Shalih', semoga itu menjadi doa bagi diriku."
- Beliau keluar menemuiku dengan senyum tulusnya. Setelah memberikan arahan & memesankan nasehat, beliau masuk kembali.
- Di larut itu, tiba-tiba kudengar bunyi keras menderu-deru dari ujung kota. Bergegas kunaiki kudaku dan kutuju arah asal suara.
- Aku memacu kudaku. Sampai di satu tempat gelap, dari arah berlawanan muncul bayangan penunggang kuda. Kusiapkan busur & panahku.
- Ketika mendekat, aku terkesiap. Ternyata dia RasuluLlah! Aku bertanya, “Dari mana engkau ya #Nabi? Sungguh aku khawatir atas deru tadi!”
- “Aku khawatir, pasukan musuh dalam jumlah besar datang untuk menyerang Madinah. Mohon pulanglah, dan izinkan aku memeriksanya.”
- RasuluLlah tersenyum padaku & bersabda, “Tenangkan dirimu hai Sa’d. Aku telah memeriksanya. Dan itu hanya suara angin gurun.”
- Aku terperangah, takjub & malu. Aku, si peronda, telah didahului oleh Sang Nabi yang kujaga dalam memeriksa kemungkinan bahaya.
- Kisah Sa’d ini menjadi pembelajaran indah. Bahwa Sang #Nabi meminta dijaga bukan karena manja atau suka dilayani pengikutnya.
- Kesiagaan & kegesitan beliau bahkan lebih tinggi daripada Sa’d yang meronda. Permintaan dijaga itu ternyata pendidikan maknanya.
- Sungguh menakjubkan; pemimpin ini adalah pembawa kedamaian, tak cuma dalam kata. Tapi dengan tindakan yang didasari ketulusan.
- Dan; kasih sayang agung yang membuat seluruh hidupnya terabdi tuk melayani, tak menghalangi beliau dalam mendidik sahabatnya.
*)https://twitter.com/#!/salimafillah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar