Oleh : Rizal Dharma S.
Banyak
diantara kita yang sering mengeluh, lalu kemudian berujar demikian “sudah
menjelaskan panjang lebar ko’ ga ada yang memperhatikan ya ? padahal seluruh
energi sudah saya keluarkan untuk menjelaskan tentang materi ini.”
Pembaca mungkin sudah bisa menebak, kira-kira
siapa saja orang yang sering mengeluhkan kondisi diatas. Ya, betul sekali …
biasanya mereka adalah guru, sales, trainer, atau penceramah. Semua aktivitas
yang berkaitan dengan public speaking, yang menuntut kita agar berbicara
didepan banyak orang. Tetapi saya juga yakin, terkadang bapak/ibu dan juga kita
semua ketika berbicara berdua saja dengan teman bicara, kita sering terjebak
dalam kondisi diatas. Sudah panjang lebar menasihati, anak kita tetap tidak
mendengar penjelasan kita. Sudah beribu-ribu kata keluar dari mulut kita teman
kita tetap tidak memahami apa yang kita katakan. Mengapa bisa terjadi ? Banyak
jawabannya. Bisa karena kemampuan public speaking kita yang masih harus
belajar, pemahaman kita yang masih kurang untuk menjadi pendengar aktif, atau
bisa jadi ketidakmampuan kita memahami situasi yang terjadi disekeliling kita.
Untuk mengatasi hal tersebut banyak yang bisa
kita upayakan. Salah satu pendekatan yang saya tawarkan adalah dengan memahami
bagaimana cara gelombang otak lawan bicara kita bekerja. Melalui alat ukur yang
bernama EEG (Electro EncephaloGram), para ahli saraf (neurologi)
mengklasifikasikan otak kita menjadi empat gelombang level.
Mari kita simak bersama empat gelombang kesadaran
itu.
Gelombang Beta (14 – 100 Hz). Dalam
frekuensi ini kita tengah berada pada kondisi aktif terjaga, sadar penuh dan
didominasi oleh logika. Inilah kondisi normal yang kita alami sehari-hari
ketika sedang terjaga (tidak tidur). Kita berada pada frekuensi ini ketika kita
bekerja, berkonsentrasi, berbicara, berpikir tentang masalah yang kita hadapi,
dll. Dalam frekuensi ini kerja otak cenderung memantik munculnya rasa cemas,
khawatir, stress, dan marah.
Gelombang Alpha (8 – 13.9 Hz). Ketika otak
kita berada dalam getaran frekuensi ini, kita akan berada pada posisi khusyu’,
relaks, nyaman, dan ikhlas. Dalam frekuensi ini kerja otak mampu menyebabkan
kita merasa nyaman, tenang, dan bahagia.
Theta (4 – 7.9 Hz). Dalam
frekuensi yang rendah ini, seseorang akan berada pada kondisi sangat khusyu’,
keheningan yang mendalam, deep-meditation, dan “mampu mendengar” nurani
bawah sadar.
Delta (0,1 – 3,9 Hz). Frekuensi
terendah ini terdeteksi ketika orang tengah tertidur pulas tanpa mimpi. Dalam frekuensi
ini otak memproduksi human growth hormone yang baik bagi kesehatan kita. Bila
seseorang tidur dalam keadaan delta yang stabil, kualitas tidurnya sangat
tinggi. Meski tertidur hanya sebentar, ia akan bangun dengan tubuh tetap merasa
segar.
Nah, penyelidikan menunjukkan bahwa proses
penumbuhan keyakinan positif dalam pikiran kita dan lawan akan berlangsung
dengan optimal jika otak kita tengah berada pada kondisi Alpha. Dalam frekuensi
inilah, kita bisa memberikan energy positif kepada lawan bicara kita dan
membuat lawan bicara kita menyimak apa yang kita sampaikan.
Bagaimana cara mengkondisikan lawan bicara kita
agar masuk kedalam gelombang alpha ? Jika kita berbicara dihadapan banyak orang
dalam jumlah yang banyak, hal yang bisa dilakukan adalah :
·
Brain Gym (senam otak)
·
Cerita lucu
·
Cerita motivasi
·
Tebak-tebakan yang bermanfaat
Namun jika lawan bicara anda hanya berjumlah satu
orang saja, maka kegiatan yang bisa kita lakukan adalah :
·
Menyentuh tangannya jika memungkinkan
·
Menanyakan kabar dengan ikhlas dan yakinkan hal
tersebut bukanlah kegiatan yang sekedar basa-basi
·
Melakukan satu gerakan yang dapat memancing
respon lawan bicara kita
Untuk senantiasa mengkondisikan anak-anak selalu
berada dalam gelombang alpha agar nasihat kita sering didengar oleh mereka, maka
seringlah mengajak mereka untuk terbiasa sholat tahajud di keheningan malam dan
sholat dhuha di kesejukan pagi. Apabila mereka senantiasa bearada dalam
gelombang alpha, maka kebaikan yang mereka dapatkan Insya Allah dapat diresapi
dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sekali lagi, mengapa terkadang kita tak pernah
didengar oleh lawan bicara kita, karena mungkin lawan bicara yang kita ajak tidak
berada dalam kondisi terbaiknya untuk mendengarkan. Jika mereka tidak berada
dalam zona alpha, sebaiknya kita tidak perlu menjelaskan sesuatu dengan panjang
lebar karena pasatinya kita tidak akan didengar oleh mereka. Salam di Zona
Alfa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar