Senin, 24 Desember 2012

'Salah Memosisikan Diri' | kultwit @dedhi_suharto










Dedhi Suharto

@dedhi_suharto
Penulis buku Qur'anic Quotient & Negarawan Qur'ani

  1. Bismillahirrahmanirrahim, salah satu fenomena yang perlu kita waspadai adalah fenomena 'salah memosisikan diri'. Kadang berakibat fatal.

  2. Misal, kita 'salah memosisikan diri' saat membaca Al Qur'an. Dikiranya Al Qur'an itu untuk menunjuk2 orang lain, bukan untuk mengaca diri.

  3. Saat Al Qur'an bicara ttg orang kafir/munafik, kita larak-lirik. "Siapa nih yang katagorinya seperti itu?" pikir kita.

  4. Saat Al Qur'an bicara ttg karakter orang2 yang beriman, kita pun coba cari2,"Siapa ya yang punya karakter bagus itu?"

  5. Akibatnya, Al Qur'an tidak pernah menjadi cermin tempat kita mengaca. Itu mnyebabkan kita jln di tempat, bahkan mundur.

  6. Karena 'salah memosisikan diri', maka kita suka mengeksploitasi hal2 yg terkait pihak lain, bukan yg trkait diri sendiri.

  7. Para pemimpin akan bacain ayat2 yang ditujukan kepada para follower. "Lu mesti ta'at kepada gue, baca nih baca!"

  8. Para follower getol ngutip ayat2 yg terkait para pemimpin. "Ente mesti sabar, Ji. Mesti berhati lembut jadi pemimpin."

  9. Begitulah, ambil yang menguntungkan dan buang yang merugikan. Beriman sama ayat yang 1, dan cuwek sama ayat yg lain.

  10. Sikap pilah-pilih terhadap ayat berdasarkan hawa nafsu itu sangat dikecam oleh Al Qur'an. Karena hal tsb menyesatkan.

  11. Begitu juga kita 'salah memosisikan diri' dalam mengambil contoh dari Rasulullah SAW dan para sahabat. Yang menguntungkan kita eksploitasi.

  12. "Lho, dulu khan sahabat pernah menceraikan isterinya bbrp hari setelah nikah karena ada cacatnya?" kilahnya.

  13. Mengapa cuma yg gituan ente contoh? Lalu sahabat yg berdarah2 di medan perang gak ente contoh? Yg bener aje, sodare !

  14. Sikap #salahmemosisikan diri ini jelas telah merugikan ajaran agama yang agung. Itu fitnah thd agama. Bikin orang2 pada nyinyir.

  15. Karena itu, mestinya kita yang cinta kepada Allah SWT, harus mewaspadai #salahmemosisikan diri ini. Mulai dari diri kita dulu.

  16. Bacalah Al Qur'an dan hadits dalam konteks untuk meningkatkan kapasitas diri kita pribadi sbg pondasi bangunan umat.

  17. Yang sudah jadi pemimpin, bacalah ayat2 ttg pemimpin yang baik. Lalu berusahalah mengimplementasikan dalam kehidupan.

  18. Yang jadi rakyat, bacalah akhlak dalam berinteraksi yang baik dgn para pemimpin. Lalu implementasikan.

  19. Yang jadi suami baca ayat2 tg jawab suami, yang jadi isteri baca ayat2 kewajiban isteri. Jgn kebolakbalik ya.

  20. Yuk ambil posisi yang pas, jgn 'salah memosisikan diri'. Ingat, posisi menentukan prestasi. Salah posisi ancaman neraka menanti.

  21. Nah, semalam saya dapat curhat dari isteri atas fenomena 'salah memosisikan diri' yang ada dalam masyarakat.

  22. "Coba, Mas, apa yang dibicarakan dalam pengajian bapak2 itu," kata isteri saya."Wanita lagi yang dibahas."

  23. "Nanti di pengajian ibu-ibu, yang dibahas wanita lagi. Kapan bahas peran bapak2nya?"

  24. Begitulah, 'salah memosisikan diri' menjadikan pengajian bukan tempat inspirasi, tetapi sumber stress. Ini berbahaya.

  25. Mestinya dalam pengajian bapak2 yang dibahas soal2 sudahkah para bapak bertanggung jawab terhadap keluarganya.

  26. Membicarakan wanita di pengajian bapak2 hanyalah omong kosong yg tidak relevan. Sia-sia. Pantas umat dalam kebodohan.

  27. Satu hal lagi, sering dalam pngajian campuran dibahas mengenai poligami dlm canda yg berlebihan. Itu menyakiti wanita.

  28. Jadi sudah saatnya kita hentikan fenomena 'salah memosisikan diri' ini. Saya berharap #IndonesiaTanpaJIL bisa memelopori perubahan.

  29. Kita bangun pengajian2 yang mampu membangun peradaban karena para ustadznya tidak 'salah memosisikan diri'.

  30. Semoga pengajian2 kita terperbaiki. Jadi inspirasi dlm membangun peradaban baru yg maju, modern, & membahagiakan. End.
copy : pkspiyungan.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dream, Believe It, and Make It Happen