Senin, 24 Desember 2012

KENAPA KITA TAK DIDENGAR MEREKA




Oleh : Rizal Dharma S.

Banyak diantara kita yang sering mengeluh, lalu kemudian berujar demikian “sudah menjelaskan panjang lebar ko’ ga ada yang memperhatikan ya ? padahal seluruh energi sudah saya keluarkan untuk menjelaskan tentang materi ini.”

Pembaca mungkin sudah bisa menebak, kira-kira siapa saja orang yang sering mengeluhkan kondisi diatas. Ya, betul sekali … biasanya mereka adalah guru, sales, trainer, atau penceramah. Semua aktivitas yang berkaitan dengan public speaking, yang menuntut kita agar berbicara didepan banyak orang. Tetapi saya juga yakin, terkadang bapak/ibu dan juga kita semua ketika berbicara berdua saja dengan teman bicara, kita sering terjebak dalam kondisi diatas. Sudah panjang lebar menasihati, anak kita tetap tidak mendengar penjelasan kita. Sudah beribu-ribu kata keluar dari mulut kita teman kita tetap tidak memahami apa yang kita katakan. Mengapa bisa terjadi ? Banyak jawabannya. Bisa karena kemampuan public speaking kita yang masih harus belajar, pemahaman kita yang masih kurang untuk menjadi pendengar aktif, atau bisa jadi ketidakmampuan kita memahami situasi yang terjadi disekeliling kita.

Untuk mengatasi hal tersebut banyak yang bisa kita upayakan. Salah satu pendekatan yang saya tawarkan adalah dengan memahami bagaimana cara gelombang otak lawan bicara kita bekerja. Melalui alat ukur yang bernama EEG (Electro EncephaloGram), para ahli saraf (neurologi) mengklasifikasikan otak kita menjadi empat gelombang level. 


Mari kita simak bersama empat gelombang kesadaran itu.   
Gelombang Beta (14 – 100 Hz). Dalam frekuensi ini kita tengah berada pada kondisi aktif terjaga, sadar penuh dan didominasi oleh logika. Inilah kondisi normal yang kita alami sehari-hari ketika sedang terjaga (tidak tidur). Kita berada pada frekuensi ini ketika kita bekerja, berkonsentrasi, berbicara, berpikir tentang masalah yang kita hadapi, dll. Dalam frekuensi ini kerja otak cenderung memantik munculnya rasa cemas, khawatir, stress, dan marah.
Gelombang Alpha (8 – 13.9 Hz). Ketika otak kita berada dalam getaran frekuensi ini, kita akan berada pada posisi khusyu’, relaks, nyaman, dan ikhlas. Dalam frekuensi ini kerja otak mampu menyebabkan kita merasa nyaman, tenang, dan bahagia.
Theta (4 – 7.9 Hz). Dalam frekuensi yang rendah ini, seseorang akan berada pada kondisi sangat khusyu’, keheningan yang mendalam, deep-meditation, dan “mampu mendengar” nurani bawah sadar.
Delta (0,1 – 3,9 Hz). Frekuensi terendah ini terdeteksi ketika orang tengah tertidur pulas tanpa mimpi. Dalam frekuensi ini otak memproduksi human growth hormone yang baik bagi kesehatan kita. Bila seseorang tidur dalam keadaan delta yang stabil, kualitas tidurnya sangat tinggi. Meski tertidur hanya sebentar, ia akan bangun dengan tubuh tetap merasa segar.

Nah, penyelidikan menunjukkan bahwa proses penumbuhan keyakinan positif dalam pikiran kita dan lawan akan berlangsung dengan optimal jika otak kita tengah berada pada kondisi Alpha. Dalam frekuensi inilah, kita bisa memberikan energy positif kepada lawan bicara kita dan membuat lawan bicara kita menyimak apa yang kita sampaikan.
Bagaimana cara mengkondisikan lawan bicara kita agar masuk kedalam gelombang alpha ? Jika kita berbicara dihadapan banyak orang dalam jumlah yang banyak, hal yang bisa dilakukan adalah :
·         Brain Gym (senam otak)
·         Cerita lucu
·         Cerita motivasi
·         Tebak-tebakan yang bermanfaat
Namun jika lawan bicara anda hanya berjumlah satu orang saja, maka kegiatan yang bisa kita lakukan adalah :
·         Menyentuh tangannya jika memungkinkan
·         Menanyakan kabar dengan ikhlas dan yakinkan hal tersebut bukanlah kegiatan yang sekedar basa-basi
·         Melakukan satu gerakan yang dapat memancing respon lawan bicara kita
Untuk senantiasa mengkondisikan anak-anak selalu berada dalam gelombang alpha agar nasihat kita sering didengar oleh mereka, maka seringlah mengajak mereka untuk terbiasa sholat tahajud di keheningan malam dan sholat dhuha di kesejukan pagi. Apabila mereka senantiasa bearada dalam gelombang alpha, maka kebaikan yang mereka dapatkan Insya Allah dapat diresapi dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sekali lagi, mengapa terkadang kita tak pernah didengar oleh lawan bicara kita, karena mungkin lawan bicara yang kita ajak tidak berada dalam kondisi terbaiknya untuk mendengarkan. Jika mereka tidak berada dalam zona alpha, sebaiknya kita tidak perlu menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar karena pasatinya kita tidak akan didengar oleh mereka. Salam di Zona Alfa. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dream, Believe It, and Make It Happen